“Squash adalah salah satu cabang olahraga yang tergolong baru di Indonesia. Itu sebabnya masih banyak orang yang kurang begitu mengetahui tentang Squash.”
Sumber: andihasanudin weblog (wordpress) ; oleh Andihasanudin pada April 17, 2008.
Sejarah Squash
Squash sebenarnya telah ada pada abad ke-19, di daerah Fleet Prison London. Seorang murid sekolah di daerah itu mengadopsi permainan tenis dengan melakukan gerakan memantul-mantulkankan bola ke dinding. Awalnya gerakan tersebut merupakan warming up atau pemanasan sebelum bermain tenis lapangan. Belakangan, gerakan tersebut dikembangkan di sebuah sekolah di Inggris yang bernama Horrow pada tahun 1820.
Sejarah Squash
Squash sebenarnya telah ada pada abad ke-19, di daerah Fleet Prison London. Seorang murid sekolah di daerah itu mengadopsi permainan tenis dengan melakukan gerakan memantul-mantulkankan bola ke dinding. Awalnya gerakan tersebut merupakan warming up atau pemanasan sebelum bermain tenis lapangan. Belakangan, gerakan tersebut dikembangkan di sebuah sekolah di Inggris yang bernama Horrow pada tahun 1820.
Meski terlahir dan besar di Inggris, namun justru
Amerika Serikatlah yang pertama kali mendirikan asosiasi squash pada tahun 1907 dengan nama United States Squash Racquets Association. Padahal, di negeri asalnya Inggris squash pada awalnya merupakan cabang dari tenis lapangan. Squash baru berdiri sendiri di Inggris pada tahun 1928 dengan nama Squash Rackets Association. Sejak itu Inggris selalu menggelar turnamen squash dengan nama ”British Open”.
Amerika Serikatlah yang pertama kali mendirikan asosiasi squash pada tahun 1907 dengan nama United States Squash Racquets Association. Padahal, di negeri asalnya Inggris squash pada awalnya merupakan cabang dari tenis lapangan. Squash baru berdiri sendiri di Inggris pada tahun 1928 dengan nama Squash Rackets Association. Sejak itu Inggris selalu menggelar turnamen squash dengan nama ”British Open”.
Inggris pulalah yang membawa olahraga tersebut ke seluruh pelosok dunia khususnya pada saat penjajahan. Tak heran lah jika negara jajahan Inggris yang tergabung dalam negara persemakmuran seperti Australia, Pakistan, Malaysia, Singapura lebih dulu menekuni squash dibanding Indonesia.
Di Indonesia sendiri, olahraga squash sebenarnya sudah dikenal sejak Perang Dunia II berakhir, tepatnya pada 1948. Tentara Inggris lah yang pertama kali membangun lapangan squash di Indonesia yang terletak di Embong Sawo Surabaya. Namun saat itu, hanya perwira berpangkat jenderal saja yang boleh memainkan olahraga tersebut. Bahkan sampai tahun 1978 hanya orang asing yang memainkan olahraga squash di Indonesia. Padahal saat itu lapangan squash sudah merupakan syarat mutlak untuk hotel-hotel berbintang di Indonesia.
Pada tahun 1979, benang merah sejarah perkembangan squash mulai ditorehkan oleh seorang putra asli Indonesia yang bernama Bambang Gatot Subroto. Kala itu Bambang yang sering menyaksikan pertandingan squash karena ia bekerja di sebuah hotel berbintang di Jakarta ditawari mendalami squash di Pakistan. Kesempatan emas tersebut tidak disia-siakan oleh Bambang.
Pada tahun 1979, benang merah sejarah perkembangan squash mulai ditorehkan oleh seorang putra asli Indonesia yang bernama Bambang Gatot Subroto. Kala itu Bambang yang sering menyaksikan pertandingan squash karena ia bekerja di sebuah hotel berbintang di Jakarta ditawari mendalami squash di Pakistan. Kesempatan emas tersebut tidak disia-siakan oleh Bambang.
Meski belum semahir legenda squash dunia asal Pakistan yang dikenal dengan ‘Dinasti Khan’ seperti Hashim Khan, Roshan Khan, Azam Khan, Mohibullah Khan, Jahangir Khan dan Jansher Khan yang secara turun-temurun bergiliran menjadi juara British Open mulai 1951 sampai 1994, akan tetapi Bambang sudah mampu mengalahkan WNA khususnya dari Eropa yang menginap di tempat ia bekerja. Padahal sebelumnya ia selalu dijadikan bulan-bulanan oleh para turis tersebut.
Jasa Bambang dalam mengembangkan squash di Indonesia memang sungguh besar. Ia bahkan rela meluangkan waktu untuk mendidik ‘ball boys’ tenis untuk dilatih squash. Hasilnya beberapa dari anak didik Bambang, kini ada yang menjadi juara nasional dan menjadi pelatih squash di beberapa klub.
Bambang pula yang pertama kali menggelar kejuaraan nasional squash tahun 1981. Kala itu hanya diikuti empat pengda yang tergabung dalam PSRSI (Persatuan Squash Raket Seluruh Indonesia) yang merupakan cikal bakal PSI. Barulah pada tahun 1995, squash diakui keberadaanya oleh KONI Pusat dengan nama PSI (Persatuan Squash Indonesia). Sampai sekarang Kejuaran Nasional Squash selalu diadakan tiap tahunnya dan pemain baru dan potensial pun bermunculan silih berganti.Squash di Indonesia [Jawa Barat]
Di Jawa Barat terdapat 2 (dua) gor squash: Gor Lodaya dan Gor BSC (Bandung Squash Club). Squash di Jawa Barat tergolong maju dibandingkan daerah-daerah lain karena pembibitan atlet-atlet junior di Jawa Barat sangat baik. Hal itu dikarenakan Jawa Barat membuat eksperimen dengan mendirikan sekolah squash pertama di Indonesia, yakni “SEKOLAH SQUASH BASTAMAN-LODAYA” yang terletak di Jalan Lodaya No.22 Bandung. Sekolah ini didirikan dan dipimpin langsung oleh H. Amar Maryana, SH,M.Si. Beliau mendirikan sekolah squash ini, karena beliau berfikir bahwa Indonesia memang sudah tertinggal oleh negara-negara tetangga, seperti: Malayasia dan Singapura. Indonesia sudah harus melakukan regenerasi agar para pemain Juniornya dapat bersaing di kancah Internasional kelak dan juga karena sekarang olahraga squash masih didominasi oleh para pemain dewasa yang kita ketahui kurang bisa bersaing dengan para pemain luar negeri (di kancah Internasional). Hal itulah yang menggugah hati H. Amar untuk mendirikan sekolah squash ini. Sudah banyak eksperimen-eksperimen lain yang dilakukan beliau dalam memajukan olahraga squash khususnya di daerah Jawa Barat, yaitu dengan mengundang para pemain dari Malaysia dan Singapura untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan para pemain Jawa Barat. Selain itu, beliau juga mendatangkan pelatih dari British, Malaysia, Singapura untuk memberikan Coaching Clinic.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bambang pula yang pertama kali menggelar kejuaraan nasional squash tahun 1981. Kala itu hanya diikuti empat pengda yang tergabung dalam PSRSI (Persatuan Squash Raket Seluruh Indonesia) yang merupakan cikal bakal PSI. Barulah pada tahun 1995, squash diakui keberadaanya oleh KONI Pusat dengan nama PSI (Persatuan Squash Indonesia). Sampai sekarang Kejuaran Nasional Squash selalu diadakan tiap tahunnya dan pemain baru dan potensial pun bermunculan silih berganti.Squash di Indonesia [Jawa Barat]
Di Jawa Barat terdapat 2 (dua) gor squash: Gor Lodaya dan Gor BSC (Bandung Squash Club). Squash di Jawa Barat tergolong maju dibandingkan daerah-daerah lain karena pembibitan atlet-atlet junior di Jawa Barat sangat baik. Hal itu dikarenakan Jawa Barat membuat eksperimen dengan mendirikan sekolah squash pertama di Indonesia, yakni “SEKOLAH SQUASH BASTAMAN-LODAYA” yang terletak di Jalan Lodaya No.22 Bandung. Sekolah ini didirikan dan dipimpin langsung oleh H. Amar Maryana, SH,M.Si. Beliau mendirikan sekolah squash ini, karena beliau berfikir bahwa Indonesia memang sudah tertinggal oleh negara-negara tetangga, seperti: Malayasia dan Singapura. Indonesia sudah harus melakukan regenerasi agar para pemain Juniornya dapat bersaing di kancah Internasional kelak dan juga karena sekarang olahraga squash masih didominasi oleh para pemain dewasa yang kita ketahui kurang bisa bersaing dengan para pemain luar negeri (di kancah Internasional). Hal itulah yang menggugah hati H. Amar untuk mendirikan sekolah squash ini. Sudah banyak eksperimen-eksperimen lain yang dilakukan beliau dalam memajukan olahraga squash khususnya di daerah Jawa Barat, yaitu dengan mengundang para pemain dari Malaysia dan Singapura untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan para pemain Jawa Barat. Selain itu, beliau juga mendatangkan pelatih dari British, Malaysia, Singapura untuk memberikan Coaching Clinic.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Squash adalah sejenis olahraga raket yang berasal dari Inggris. Dua orang bermain dalam sebuah ruangan tertutup dengan saling berbalas memukulkan bola squash ke sebuah sisi ruangan yang menghadap kedua pemain (kegiatan ini disebut rally). Hal ini terus berlangsung hingga salah seorang pemain gagal mengembalikan bola hasil pukulan sang lawan atau melakukan kesalahan (misalnya memukul bola hingga 'out' atau memukul bola setelah memantul dua kali atau lebih).
Set dan Angka Permainan
Setiap permainan terdiri dari lima set, namun jika salah seorang pemain telah memenangkan tiga set, maka ia adalah pemenangnya. Ada dua macam penilaian angka: sistem tradisional menyatakan bahwa hanya pemain yang melakukan serve (orang pertama yang mulai memukul bola) yang berhak memperoleh angka jika pemain lawan gagal mengembalikan bola hasil pukulan sang pemain atau melakukan kesalahan, sementara sistem lainnya yang disebut sistem Amerika, menyatakan bahwa pemenang setiap rally berhak mendapatkan angka tanpa mempedulikan apakah sang pemenang adalah orang yang melakukan serve atau bukan. Dalam pertandingan internasional, sistem penilaian angka yang digunakan adalah sistem tradisional.
Menggunakan sistem tradisional, setiap set akan dimenangi jika seorang pemain mencapai 9 poin, sementara dalam sistem Amerika, poin yang harus dicapai adalah 11 poin.
Pemain terkenal dan popularitas
Pemain terkenal dan popularitas
Dua negara yang terkenal banyak melahirkan pemain-pemain terkenal dalam olahraga ini adalah Britania Raya dan Pakistan. Beberapa di antaranya adalah Hashim Khan, Azam Khan, Jonah Barrington, Geoff Hunt (Australia), Jahangir Khan, Jansher Khan, Janet Morgan, Heather McKay, Susan Devoy (Selandia Baru), Michelle Martin (Australia).
Negara-negara lainnya di mana olahraga ini populer kebanyakan adalah negara-negara anggota Persemakmuran (bekas penjajahan inggris).
http://news.bbc.co.uk/solpda/ifs_sport/hi/newsid_4748000/4748522.stm
Beginner's Guide to squash
Squash is a fast-moving game that requires skill, speed and supreme fitness.
The ball can reach speeds of up to 170 mph and players can burn off up to 1.000 calories per hour of squash - higher than most other sports.
It began in the 19th century and was originally called squash racquets, to distinguish it from the game of racquets.
Harrow School, just outside London, is credited as the game's birthplace - when young pupils who couldn't compete with older boys for space on the proper racquets courts invented their own version using a rubber ball instead of a hard one.RULES
The basic principle is to keep hitting the ball against the front wall until your opponent cannot get it back any more.
Players must keep one foot in the service box as they serve.
The ball must hit the front wall between the service line and the out line, and land in the area behind the short line on the opposite side of the court.
For the remainder of the rally, players must hit the wall above the board and below the out line.
The ball is only allowed to hit the floor once before each shot, but it can hit as many walls as the player wants.
If a player fails to hit the ball before it bounces twice, hits the ball into the floor before it hits the front wall, or hits it outside the out line, then they lose the rally.
A player can also lose a rally if the ball hits them or their clothing before they strike the ball.SCORING
In the traditional, British system you can only score points when you are serving.
When the player receiving serve wins a rally, the score does not change, but he or she becomes the server.
So if you are facing serve, you need to win two rallies to register a point.
A match is the best of five games, and for a player to win a game they must reach nine points.
If the score reaches eight-all, however, the player who is not serving at the time can choose whether to play to nine points or to 10 points.
During points, a player can be impeded or unsighted as they try to play their next shot, and can ask for a let. If the referee decides this is deserved, he or she can order the point to be replayed, or award the rally to the player who has been affected. Untuk lebih lanjut bisa buka World Squash Federation, tapi bahasa inggris hehe..
Negara-negara lainnya di mana olahraga ini populer kebanyakan adalah negara-negara anggota Persemakmuran (bekas penjajahan inggris).
http://news.bbc.co.uk/solpda/ifs_sport/hi/newsid_4748000/4748522.stm
Beginner's Guide to squash
Squash is a fast-moving game that requires skill, speed and supreme fitness.
The ball can reach speeds of up to 170 mph and players can burn off up to 1.000 calories per hour of squash - higher than most other sports.
It began in the 19th century and was originally called squash racquets, to distinguish it from the game of racquets.
Harrow School, just outside London, is credited as the game's birthplace - when young pupils who couldn't compete with older boys for space on the proper racquets courts invented their own version using a rubber ball instead of a hard one.RULES
The basic principle is to keep hitting the ball against the front wall until your opponent cannot get it back any more.
Players must keep one foot in the service box as they serve.
The ball must hit the front wall between the service line and the out line, and land in the area behind the short line on the opposite side of the court.
For the remainder of the rally, players must hit the wall above the board and below the out line.
The ball is only allowed to hit the floor once before each shot, but it can hit as many walls as the player wants.
If a player fails to hit the ball before it bounces twice, hits the ball into the floor before it hits the front wall, or hits it outside the out line, then they lose the rally.
A player can also lose a rally if the ball hits them or their clothing before they strike the ball.SCORING
In the traditional, British system you can only score points when you are serving.
When the player receiving serve wins a rally, the score does not change, but he or she becomes the server.
So if you are facing serve, you need to win two rallies to register a point.
A match is the best of five games, and for a player to win a game they must reach nine points.
If the score reaches eight-all, however, the player who is not serving at the time can choose whether to play to nine points or to 10 points.
During points, a player can be impeded or unsighted as they try to play their next shot, and can ask for a let. If the referee decides this is deserved, he or she can order the point to be replayed, or award the rally to the player who has been affected. Untuk lebih lanjut bisa buka World Squash Federation, tapi bahasa inggris hehe..
Beberapa artikel squash lainnya : Wasit Squash
Sumber: YAKS
Dalam pertandingan squash butuh kecepatan refleks
BalasHapus